Tak ada bukti tertulisyang menyatakan alasan mengapa kebaya di angkat sebagai busana nasional Indonesia oleh presiden pertaa kita, Soekarno. Mungkin yg melandasi pemikiran beliau waktu itu, bahwa kebaya mampu menyampaikanpesan tradisi secara nonverbal sekaligus menampilkan sisi feminitas dan sensualitas wanita Indonesia secara apa adanya.
Tak ada kata wajib dalam mempelajari kebaya, walau kebaya telah di angkat menjadi busana nasional kita. Mengerti sedikit perjalanan sejarahnya, mungkin dapat menambah kecintaan kita terhadap kebaya, sebagai salah satu aset bangsa. Memahami perkembangannya, dapat menambah nilai pada kebaya-kebaya yg sudah dan akan kita miliki kelak. Menjaga dan merawatnya dengan benar memungkinkan kebaya bertambah usianya, sehingga dapat di ikut sertakan dalam daftar "warisan" untuk anak cucu.
Dalam perkembangan sejarah, hampir seluruh negara yg terletak di kawasan Asia Tenggara mengenal kebaya, walau dalam istilah yg berbeda. Kebaya nyonya, kebaya kurong, kebaaya sulam, atau kebaya panjang adalah sebagian jenis kebaya yg populer di Asia, terutama di Malaysia dan Singapura. Di Indonesia sendiri, keberagaman kebaya sangat jelas terlihat. Kebaya yg biasa di pakai oleh wanita di Sumatra, berbeda dengan kebaya Jawa, Maluku ataupun Sulawesi.
Tips Merawat Kebaya
1. Penyimpanan
Kebaya berbahan katun, tenun, sutra, atau organdi dapat di simpan dengan cara di gantung di tempat yg terjaga kelembapaannya. Perhatikan kondisi gantungan baju, gunakan gantungan yg terbuat dari kayu atau yg telah di bungkus kain satin. Kebaya renda/lace/tule, di simpan dengan cara di lipat dan di bungkus oleh kain yg lembut. Sisipkan kertas halus di antara kebaya untuk menghindari saling tersangkutnya payet dan manik. Letakkan di dalam kotak kertas, terpisah dari busana lain, untuk menjaga bentuk kebaya. Jangan membungkusnya dengan plastik, karena akan membuat kebaya lembab dan berbau tak sedap.
2. Pencucian
Tak seperti busana biasa , kebaya sebaiknya tidak selalu sering di cuci. Cukup angin-anginkan di tempat teduh sesaat setelah kebaya di pakai setelah dua atau tiga kali di pakai barulah kebaya di cuci dengan teknik dry clean atau pun cuci manual dengan sangat hati-hati agar konstruksinya tidak berubah. Deterjen adalah musuh kebaya. Gunakan cukup pelembut saja, untuk menghilangkan bau. Kebaya tenun: cuci manual (handwash) dengan sabun khusus yg lembut. jangan di peras terlalu keras, lalu jemur terbalik (sisi luar di dalam, dan sebaliknya). Hindari dari sorotan langsung sinar matahari agar warna tetap awet. Kebaya katun, sutera, organdi yang di sulam : cuci dengan teknik dry clean, untuk mencegah terjadinya luntur pada sulaman warna. Kebaya renda/lace/tule : cuci dengan teknik dry clean, hanya di tempat tertentu yg memang teruji kemampuannya.
3. Perawatan
Sekembalinya dari binatu (dry cleaning service), kebaya di keluarkan dari plastik yang membungkusnya dan di simpan sesuai sifat bahannya. Koleksi kebaya di lemari di angin-anginkan setiap enam bulan, dan di periksa apakah ada payet atau kancing yg terlepas atau kondisinya tidak baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar