Sabtu, 07 April 2012

Jiwa Besar Bagi Kemajuan Bangsa

        Bangsa yg besar di mulai dari pribadi-pribadi bermartabat. Bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain di dunia layak merasa sebagai bangsa yg besar. Ini adalah pola pikir (mindset) yg tepat, namun sesungguhnya, apa sebenarnya kriteria "bangsa yg besar'' itu?


Pertama, harga diri (dignity). Nusantara pernah menjadi kekuata hebat di Asia Tenggara dan Asia Timur, bahkan kekuasaan Majapahit mencapai Champa di daerah Indo China. keyakina akan kekuatan sendiri untuk mencapai tujuan tanpa harus menggadaikan harga diri bangsa, mesti tumbuh kesadaran bahwa Indonesia akan maju jika bertumpu pada kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah.
Realitas hari ini adalah 9 bahan pokok Kita di impor dari negara lain, mesti segera di balik dengan tekad kita harus mandiri dalam hal pangan yg merupakan kebutuhan dasar bangsa, impor beras, gula, garam, dan bahan pokok lainnya mesti di akhiri dalam waktu dekat. Karena ini menyangkut ketahanan pangan yg sangat riskan kalau tergantung dengan bangsa lain. Dalam hal ini seperti negara Jepang yg menolak impor beras meskipun warga harus membeli mahal harga beras lokalnya jauh di atas harga internasional, demi kemandirian dan ketahanan nasionalnya.

Kedua, hidup adalah marathon. janganlah mengharapkan kaya mendadak atau mendapat bantuan dana besar dari luar negeri yg akan di putihkan dalam beberapa tahun alias uang gratis, karena pada dasarnya hampir mustahil ada rezeki yg datang tanpa usaha.
Kita bisa mulai dari diri sendiridengan kesadaran penuh bahwa hidup adalah marathon, lari jarak jauh bukan lari jarak pendek(sprint). Semua mesti di mulai dengan langkah-langkah nyata yg di lakukan dengan penuh keyakinan, kerja keras dan konsisten. Dengan cara seperti inilah Thomas Alva Edison menemukan lampu listrik dan ratusan penemuan hebat lainnya yg telah di patenkan dan mampu mengubah dunia.

Ketiga, berpikir dulu sebelum berbicara. Ini arti penting adanya konsep dalam pembangunan yg menjadi penunjuk arah kemana kita harus menuju dalam perjalanan bangsa Kita. Tetangga Kita Malaysia pada tahun 1980-an saat pemerintahan Mahathir Muhammad telah membuat Visi 2020, mereka telah merancang 40 tahun ke depan negara mereka akan seperti apa dan bagaimana cara mencapainya. Bagaimana hasilnya?
Saat ini jutaan hektar kebun sawit di Indonesia di miliki oleh perusahaan Malaysia sebagai negara yg sejatinya penghasil CPO (Crude Palm Oil) hasil olahan industri kelapa sawit terbesar di dunia. Perkembngan ekonomi Malaysia membutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga lebih dari 2 juta TKI Kita baik yg legal maupun ilegal bekerja di negara Jiran tersebut.

Keempat, empati terhadap orang lain, baik kawan maupun lawan. Kita perlu belajar dari pengalaman bangsa lain terutama kisah suksesnya. Kemajuan Jepang tidak lepas dari Restoran Meiji yg membuka diri setelah ratusan tahun melakukan politik isolasi. Dengan keterbukaan tersebut Jepang menyerap kemajuan yg telah di capai oleh bangsa-bangsa barat waktu itu, mereka mengembangkan sumber daya manusia, membuka perdagangan dengan negara lain, membuat industri yg awalnya menyontek produk barat, tetapi terus melakukan inovasi sehingga produk Jepang sekarang mendominasi seantero jagat.

Kelima, selalu ingat akan kejadian-kejadian bersejarah, terutama yg mengusik hati nurani. Jangan cepat melupakan kepedihan kemanusiaan, ingatlah namun memaafkan kejadian masa lalu dan memastikan di masa depan tidak terulang lagi.  Ketika Nelson Mandela terpilih sebagai Presiden Afrika Selatan melalui pemilu yg jujur dan adil, setelah mendekam selama 27 tahun di penjara penguasa kulit putih, Dia mengajak seluruh warga negara Afrika Selatan untuk bersatu dan membangun masa depan. Dia meminta seluruh anak bangsa Afsel untuk saling memaafkan atas segala kejadian memilukan yang menimpa mayoritas kulit hitam yg di jajah kulit putih, tetapi tidak melupakan agar tidak terulang kembali (forgive but not forget).

            Maka jelaslah bahwa untuk menjadi bangsa yg besar mengharuskan Kita harus memiliki keyakinan yg besar. Sekaligus mengisi kebesaran itu dengan kerja cerdas, kerja keras pantang menyerah, berjiwa besar dan berpandangan jauh (visioner). Dan yg tak kalah pentingn adalah menyiapkan generasi penerus yg lebih tangguh untuk maju dan memenangkan persaingan.

Tidak ada komentar: