Sabtu, 26 Mei 2012

Musik Keroncong Selalu Mengikuti Sejarah

Musik keroncong tidak akan pernah mati. Sejarah membuktikan bahwa "keroncong'' selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman. Dulu instrumen utama keroncong cuma pakai gitar, ukulele dan rebana, lalu pada tahun 1920-an ada revolusi di bidang instrumen. Rebana di ganti dengan Cello, saat itu masyarakat Indonesia sedang demam komedi stambul, yang penyajiannya memakai alat-alat musik baru demi memenuhi selera dalam perkembangan zaman.

Cara memainkan instrumen pun berubah, bila biasanya cello di gesek maka dalam keroncong di petik hingga menghasilkan efek seperti tetabuhan gendang. Format lagu keroncong terus berubah, jika sebelum tahun 1935 lirik keroncong selalu berupa pantun, contohnya lagu "sapu lidi". Setelah tahun 1935 ada seorang pemuda yang bernama Kusbini menciptakan lagu  keroncong yang syairnya bukan pantun, judulnya "Kewajiban Manusia". Keluarnya lagu itu sempat menimbulkan kecaman dari sebagian masyarakat pecinta keroncong pada masa itu. Mereka tidak mau menerima lirik lagu itu dan tetap pada pendirian bahwa lagu keroncong harus berpantun. Namun sejalan dengan perubahan zaman akhirnya lagu itu bisa di terima.

Dari pengalaman itulah musik keroncong selalu mengalami inovasi sesuai perkembangan zaman, namun tidak mengubah ciri khas dari musik keroncong itu sendiri. Musik keroncong sudah banyak di coba dengan memasukkan aliran jenis musik lain seperti lagu keroncong dengan ngerap dan aliran lainnya.

Musik keroncong sudah banyak memunculkan sekaligus membesarkan nama-nama artis seperti : Gesang, Anjar Any, Waljinah, Wiwik Sumbogo, Sundari Soekoco, Rama Aiphama dan masih banyak lagi.

Tidak ada komentar: